Pernahkah mendengar cerita Lutung Kasarung? Cerita rakyat Jawa Barat tersebut mengisahkan Guruminda dari kahyangan yang diturunkan ke Bumi dalam wujud lutung (monyet hitam berekor panjang) dan tersesat di hutan. Karena itulah ia disebut Lutung Kasarung atau lutung yang tersesat di hutan.
Dalam perjalanannya, Lutung Kasarung bertemu dengan Putri Purbasari dari Kerajaan Pasir Batang. Saat itu Purbasari sedang diasingkan ke hutan karena menderita suatu penyakit akibat sihir. Lutung Kasarung menyarankan Purbasari untuk berendam di sebuah telaga. Purbasari pun sembuh, mereka berdua kembali ke Pasir Batang. Pada akhirnya Lutung Kasarung bisa kembali ke wujudnya semula dan bersama Purbasari memimpin Kerajaan Pasir Batang.
Hewan lutung ini bukan sekedar ada di cerita rakyat, tapi ada juga versi nyatanya. Ada beberapa jenis lutung di dunia. Kali ini, akan dibahas mengenai primata endemik dan dilindungi: lutung jawa.
Morfologi
Hewan dengan nama ilmiah Trachypithecus auratus ini memiliki ukuran yang relatif kecil. Panjangnya sekitar 59,7 cm dari kepala hingga punggung dengan bobot rata-rata 6,3 kg. Sedangkan panjang ekornya sekitar 74 cm.
Anak-anak lutung memiliki rambut berwarna kuning jingga yang menutupi sekujur tumbuhnya. Warna rambut ini akan berubah menjadi lebih gelap seiring mereka bertambah dewasa. Lutung jawa dewasa memiliki rambut hitam dengan corak keperakan, bagian ventral (dada) kelabu pucat. Lutung jawa dewasa juga memiliki jambul berwarna kelabu pucat.
Lutung betina mempunyai warna lebih pucat, yaitu putih kekuningan di bagian dalam dari paha atas dan pinggang, terdapat bulu dengan warna pucat di bagian pantat, serta rambut punggungnya memiliki warna hitam yang lebih pekat.
Meski begitu, ada juga lutung dewasa yang memiliki warna keemasan atau jingga. Namun kondisi ini sangat jarang dijumpai dan hanya ada di kawasan timur Pulau Jawa.
Subspesies
Meski dinamakan Lutung Jawa, hewan ini juga bisa dijumpai di luar Pulau Jawa. Mereka dibagi menjadi dua subspesies.
Subspesies pertama adalah Trachypithecus auratus auratus yang hidup di sepanjang kawasan Jawa Timur, Pulau Bali, Lombok, Pulau Sempu, serta Nusa Barung.
Subspesies kedua adalah Trachypithecus auratus mauritius adalah subspesies yang hidup hanya di kawasan Pulau Jawa dalam jumlah terbatas, yaitu hanya ada di Jawa Barat dan Banten.
Perilaku
Di alam liar, lutung jawa biasanya hidup dalam kelompok kecil berjumlah 6-23 ekor. Satu kelompok biasanya terdiri dari seekor pejantan sebagai pemimpin, beberapa betina, dan anak-anak lutung yang masih dalam pengawasan induknya.
Lutung jantan mempunyai perilaku mendominasi setiap anggota kelompoknya yang lain. Sikap dominasi tersebut meliputi upaya perlindungan, pergerakan sehari-hari, dan juga pengamatan.
Lutung jantan akan berusaha untuk menjaga setiap anggota kelompok dari ancaman luar seperti dari kelompok yang lain. Selain itu lutung jantan juga menjadi penggerak untuk mengarahkan anggota kelompok melakukan kegiatan sehari-hari seperti mencari makanan hingga beristirahat.
Sebagai binatang arboreal, lutung lebih banyak menghabiskan waktu berkegiatan di atas pohon dibanding berjalan di atas tanah. Aktivitas seperti makan hingga tidur juga dilakukan di pohon.
Ketika beristirahat dan makan, lutung biasanya duduk di atas pohon dengan ekor menggantung. Hal ini berfungsi untuk menyeimbangkan tubuhnya. Untuk bergerak mulai dari berjalan, berlari, hingga melompat di atas pepohonan, lutung memanfaatkan keempat tungkainya.
Habitat dan Persebaran
Lutung merupakan pemakan tumbuhan atau disebut sebagai herbivora. Oleh sebab itu satwa satu ini selalu mencari habitat untuk dihuni yang mampu memenuhi kebutuhan makannya. Bagian tanaman yang biasa dikonsumsi lutung antara lain dedaunan, kuncup bunga, dan juga buah-buahan.
Meski ada banyak jenis lutung dengan persebaran yang luas, spesies Trachypithecus auratus yang dikenal sebagai Lutung Jawa hanya dapat dijumpai di pulau-pulau Indonesia mulai dari Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa, Bali, dan Lombok.
Di Pulau Jawa, spesies ini hidup di kawasan dataran rendah campuran, hutan sekunder, dan tepi hutan primer yang ditandai dengan keberadaan pohon jati, pohon akasia, dan pohon mahoni. Lingkungan mangrove juga bisa menjadi habitat lutung. Mereka juga dikenal sering muncul di sekitar area perkebunan penduduk. Hal itu didorong oleh menyempitnya ekosistem satwa yang berasal dari kelompok primata ini.
Status Kelangkaan
Tahun 2008, IUCN Red List mengategorikan lutung jawa dalam status vulnerable atau spesies yang kondisinya rentan di alam bebas. Tren populasi lutung pun mengalami penurunan. Salah satu penyebab menurunnya populasi mereka adalah karena perburuan untuk diperjualbelikan.
Cerita rakyat, seperti Lutung Kasarung, bisa mendorong upaya pelestarian satwa Indonesia. Kita juga bisa turut serta melestarikan primata endemik ini, cara paling mudahnya adalah tidak membeli lutung. Jangan sampai lutung jawa hanya tinggal sebuah cerita.
Sumber:
Histori.id. Kisah Lutung Kasarung. https://histori.id/kisah-lutung-kasarung/
IUCN Red List. Spangled Ebony Langur. https://www.iucnredlist.org/species/39848/10276744
Megumi, S.R. 2020. Lutung, Primata Endemis di Pulau Jawa. https://www.greeners.co/flora-fauna/lutung-primata-endemis-di-pulau-jawa/
Rimba Kita. Lutung – Taksonomi,Morfologi, Perilaku, Sebaran & Kelangkaan. https://rimbakita.com/lutung/