Keragaman Biodiversitas di Area Konsesi PT Nabire Baru dan PT Sariwana Adi Perkasa

PT Nabire Baru (PT NB) dan PT Sariwana Adi Perkasa (PT SAP) merupakan dua perusahaan perkebunan kelapa sawit di bawah kelompok Goodhope Asia Holdings Ltd (selanjutnya disebut Goodhope). Area konsesi dengan status Hak Guna Usaha (HGU) berada di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua. PT NB dan PT SAP merupakan anggota RSPO di bawah bendera Goodhope Asia Holding Ltd sejak tahun 2014.

Sebagai anggota RSPO, Goodhope memberi perhatian atas keberadaan area berupa High Conservaton Value – HCV (Areal Bernilai Konservasi Tinggi) dan High Carbon Stock (Areal Simpanan Karbon Tinggi) di areal perkebunan kelapa sawit. Goodhope, dengan sekitar 13 anak perusahan perkebunan sawit yang tersebar di Kalimantan dan Papua, telah melakukan identifikasi area HCV-HCS yang menjadi persyaratan untuk pemenuhan prinsip dan kriteria (P&C) RSPO.

Komitmen lain paska hasil pelaksanaan kajian HCV-HCS adalah implementasi dari pengelolaan dan pemantauan keberadaan HCV-HCS (melindungi, memelihara, meningkatkan nilai dan fungsinya, serta memantaunya). Goodhope merasa berkepentingan untuk melakukan kolaborasi dengan lembaga yang memiliki kompetensi dalam kegiatan fasilitasi dan teknis pengelolaan dan pemantauan area HCV-HCS. Di sisi lain, Goodhope juga memiliki tanggung jawab untuk pemenuhan program konservasi di area kompensasi yang berada di sekitar HGU PT NB dan PT SAP.

 

Beberapa spesies dari kelas mamalia yang ditemukan di area PT NB dan PT SAP

 

Goodhope telah menunjuk PILI-Green Network (selanjutnya disebut PILI) sebagai tim pelaksana kegiatan survey Pemantauan Biodiversitas di area HCV-HCS dan area kompensasi di PT NB dan PT SAP. Kegiatan pengelolaan dan pemantauan ini dilakukan sebagai perwujudan komitmen perusahaan untuk memperkuat praktek pengelolaan kebun sawit lestari dan berkelanjutan.

Pelaksanaan kegiatan berlangsung sejak tanggal 31 Mei– 10 Juni 2021. Lokasi pelaksanaan di area HCV-HCS dan area kompensasi PT NB dan PT SAP seluas 13.210 ha. Anggota tim survei melibatkan 6 (enam) tenaga ahli untuk taksa mammalia, burung, herpetofauna (reptil dan amfibi) dan tumbuhan.

 

Beberapa spesies dari kelas aves yang ditemukan di area PT NB dan PT SAP

Beberapa spesies dari kelas reptil yang diemukan di area PT NB dan PT SAP

 

Maksud pelaksanaan kegiatan adalah untuk melaksanakan pemantauan biodiversitas dengan melakukan uji akurasi data taksa mamalia, burung, amfibi, reptil, dan tumbuhan berbunga. Kegiatan ini bertujuan untuk 1) penyediaan data dan informasi terbaru mengenai keberadaan spesies yang mencakup taksa mamalia, burung, amfibi, reptil, dan tumbuhan berbunga di areal HCV-HCS dan area kompenasi PT NB dan PT SAP, 2) penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan area HCV-HCS berbasis skala prioritas spesies kunci dan terancam punah dan ekosistem unik dan langka di area HCV-HCS dan area kompensasi PT NB dan PT SAP.

Hasil pemantauan biodiversitas di area HCV-HCS dan area kompensasi PT NB dan PT SAP mencatat 16 spesies dari 9 famili untuk taksa mammalia, 109 speises dan 38 famili untuk taksa burung, 25 spesies dari 12 famili untuk taksa herpetofauna (reptil dan amfibi), dan 225 spesies dari 42 famili untuk taksa tumbuhan berbunga, Spesies mamalia penting yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah kuskus biasa (Phalanger orientalis) dan kalong kacamata (Pteropus cf conspicillatus). Kedua spesies tersebut masuk dalam daftar Appendix II CITES, dan khusus untuk kalong kacamata masuk dalam daftar merah IUCN kategori genting (endangered), Tercatat 40 spesies dari taksa burung yang dilindung oleh PermenLHK P.106/2018, 31 spesies Appendix II CITES, dan 2 spesies dalam daftar merah IUCN (Endangered dan Vulnerable), Tercatat satu sapesies herpetofauna yang terancam punah dan masing-masing satu spesies terdaftar ke dalam kategori Appendix 1 dan II CITES.

Syzygium hylophilum - Kupurara (s)

Saurauia dufauni - Ro're

Beberapa tantangan terhadap keberlangsungan hidup spesies dan perbaikan kondisi habitat di area HCV-HCS dan area kompensasi PT NB dan PT SAP di antaranya pembalakan kayu, perburuan satwa, rendahnya pemahaman masyarakat tentang kelestarian satwa liar dan dilindungi termasuk satwa mangsa serta kawasan lindung setempat, serta rendahnya sumber daya manusia dalam melakukan pemantauan biodiversitas.

Beberapa rekomendasi penting di antaranya: 1) Perbaikan dan perbanyakan papan informasi terkait satwa penting dan dilindungi di area HCV-HCS dan area kompensasi 2) penyusunan program pengelolaan dan pemantauan konservasi hutan berbasis masyarakat untuk melindungi area HCV-HCS dan area kompensasi seluas 13.210ha, 3) perlu mengandeng fasilitator lokal sebagai kader konservasi untuk kegiatan pemantauan dan perlindungan, 4) inventarisasi hasil hutan bukan kayu, 5) pengembangan sekolah lapangan di Kampung Sima dan Wanggar Pantai yang multi fungsi sebagai pusat informasi edukasi dan konservasi serta wisata teresterial dan laut, bale pertemuan warga, penyusunan program pengelolaan dan pemantauan hutan berbasis masyarakat, tempat pembelajaran bersama.

 

Penulis: Iwan Setiawan

Scroll to Top