Kenalan sama Onyer, Bayi Orangutan yang Jadi Bintang di Petualangan Sherina 2

Siapa yang sudah nonton Petualangan Sherina 2?

Kalau sudah, kamu pasti kenal dengan ‘Sayu’, anak orangutan lucu yang bikin penonton gemas sekaligus haru. Tapi tahukah kamu, di balik perannya di layar lebar, ‘Sayu’ ternyata punya nama asli: Onyer. Seperti di film, Onyer juga punya kisah nyata yang gak kalah mengharukan. Mari kita kenalan lebih dekat dengan artis cilik dari hutan kalimantan ini!

Ditemukan Tanpa Induknya

Onyer | foto milik: BOSFoundation

Onyer pertama kali diselamatkan pada awal 2021, ketika usianya baru 10 bulan. Tim BKSDA Kalimantan Tengah menemukan Onyer di dekat lokasi tambang emas di Desa Dahian Tambuk, Kabupaten Gunung Mas. Saat itu ia sendirian tanpa ditemani induknya.

Sesampainya di Pusat Rehabilitasi Orangutan Nyaru Menteng, Onyer menunjukkan tanda-tanda stres dan menangis bila ditinggal sendirian. Bayangkan betapa beratnya kehilangan ibu di usia yang seharusnya masih dilindungi.

Namun, hidup Onyer berubah sejak masuk ke sekolah hutan. Di sana, para pengasuh dengan sabar mengajarinya cara memanjat, mencari makan, dan keterampilan lain yang belum sempat diajarkan induknya. Kini, Onyer tumbuh menjadi anak orangutan yang aktif, lincah, dan percaya diri.

Orangutan dan Ancaman Perdagangan Satwa

Onyer hanyalah satu dari sekian banyak orangutan yang menjadi korban dari jaringan perdagangan satwa liar.

Ada tiga jenis orangutan yang hidup di Indonesia: orangutan kalimantan, orangutan sumatra, dan orangutan tapanuli. Ketiganya sama-sama berstatus Critically Endangered dalam daftar merah IUCN, dan juga sama-sama dilindungi oleh undang-undang sebagai satwa dilindungi. Namun, berbagai aturan tersebut tampaknya belum cukup untuk melindungi orangutan dari perburuan dan perdagangan satwa liar. Hukuman maksimal bagi pelaku kejahatan satwa liar yang diatur undang-undang hanya lima tahun penjara. Dan lebih buruk, vonis yang dijatuhkan di pengadilan sering kali jauh lebih ringan. Akibatnya, banyak pelaku tidak jera dan mengulangi perbuatannya setelah bebas.

Tidak hanya itu, hidup orangutan juga terancam dengan alih fungsi lahan yang menggerogoti habitat orangutan. Hilangnya ruang hidup menyebabkan lebih banyak konflik antara orangutan dan manusia. Saat hutan dibuka untuk tambang, perkebunan sawit, atau infrastruktur, orangutan kehilangan sumber makanan dan tempat tinggalnya. Tak jarang, mereka akhirnya masuk ke kebun atau permukiman, dianggap hama, lalu ditangkap atau dibunuh.

Padahal, orangutan adalah umbrella species. Ini berarti, dengan melindungi mereka, kita juga menjaga keberlangsungan ratusan jenis tumbuhan dan satwa lain yang hidup bersama orangutan. Kehilangan orangutan berarti kehilangan salah satu penyangga penting ekosistem hutan di Indonesia.

Kawal, Jangan Dijual

Hari Orangutan Sedunia yang diperingati tiap 19 Agustus mengingatkan kita bahwa menyelamatkan orangutan sama artinya dengan menjaga hutan tropis Indonesia. Hutan bukan cuma rumah orangutan, tapi juga sumber kehidupan bagi manusia: penyedia oksigen, air bersih, dan pengendali iklim.

Kisah Onyer memberi pelajaran penting: satwa liar bisa pulih bila diberi kesempatan. Tapi lebih penting lagi, kita harus mencegah tragedi serupa terulang. Jangan biarkan anak-anak orangutan lain tumbuh tanpa induk karena hutan mereka hilang atau diburu untuk diperdagangkan.

Jadi, kalau kamu terinspirasi oleh Onyer, ingat jargon ini: Kawal, jangan dijual!

Mari kita jaga hutan, dan lindungi orangutan, karena kita butuh hutan, dan hutan butuh orangutan

 

Sumber.

Borneo Orangutan Survival Foundation. (n.d.). Onyer, Si Pemikat. BOSF. https://www.orangutan.or.id/id/onyer#

Mongabay Indonesia. (2024, February 18). Hukuman ringan, perdagangan orangutan Sumatera tetap terjadi. Mongabay Indonesia. https://mongabay.co.id/2024/02/18/hukuman-ringan-perdagangan-orangutan-sumatera-tetap-terjadi/ 

Borneo Orangutan Survival Foundation. (n.d.). Ancaman terhadap orangutan. BOSF. https://www.orangutan.or.id/id/threats 

 

Scroll to Top