Hari Pangan Sedunia adalah waktu yang pas untuk merayakan para pejuang pangan kita! Salah satunya adalah Kelompok Wanita Tani (KWT) ibu-ibu hebat yang bisa mengubah halaman rumah jadi kebun penuh sayur dan buah. Siapa bilang ketahanan pangan harus dari sawah luas? Ketahanan pangan i bisa dimulai dari rumah sendiri dengan semangat dan kreativitas.
Menurut FAO (2019), peran perempuan dalam dunia pangan Indonesia luar biasa, lho! Ada sekitar 28,3 juta perempuan di pedesaan yang aktif berkebun, menanam, memanen, sampai mengolah hasilnya jadi sumber pangan keluarga.
Motor Penggerak Pangan & Gizi
Kelompok Wanita Tani (KWT) punya peran penting dalam menjaga pangan dan gizi keluarga. Lewat program Pekarangan Pangan Lestari (P2L), ibu-ibu KWT mengubah lahan kecil di sekitar rumah menjadi kebun sayur, buah, dan tanaman obat. Selain itu, KWT juga membantu menyediakan pangan segar dan bergizi untuk mencegah stunting. Tak hanya menanam, KWT juga jadi sekolah tempat anggotanya belajar bersama, mengolah hasil panen jadi produk bernilai jual seperti kopi bubuk. Dari pekarangan kecil, lahir dampak besar bagi ekonomi dan gizi keluarga. KWT yang didampingi PILI menunjukkan bahwa kalau dibimbing dengan baik, ibu-ibu tani bisa makin mandiri dan sejahtera. Mereka tidak hanya menanam untuk hari ini, tapi juga belajar cara mengelola kelompok supaya bisa terus maju ke depan.
Jejak Perempuan Penjaga Pangan Nusantara
Papua Tengah – Jaga Pangan Lokal
Di Nabire, KWT Manawari Rarei Sima dan Jura Laut menanam sayur, buah, pinang, dan sagu. Mereka juga membuat olahan dari tepung sagu seperti papeda dan sagu sinole, selain melestarikan makanan khas, hasilnya juga bantu menambah penghasilan kelompok.
Lampung Timur – Olahan Singkong Jadi Berkah
KWT Arto Moro di Desa Rantau Jaya Udik 2 kreatif mengolah singkong jadi tiwul. Dari usaha ini, anggota bisa nambah penghasilan sampai Rp500.000 per tahun dan bantu memperkuat kas kelompok.
Tanggamus, Lampung – Rempah Bernilai Tinggi
KUPS atau Kelompok Usaha Perhutanan Sosial Mentari mengolah hasil kebun jadi produk keren seperti jahe bubuk, minyak kemiri, kopi bubuk, sampai ecoprint. Dari hasil bumi, mereka ciptakan peluang ekonomi baru!
Nanga Taman, Kalimantan Barat – Sayur dari Pekarangan Jadi Penghasilan!
Di Desa Meragun, ibu-ibu hebat dari KWT Beganak dan KWT Pemanok Arang menanam aneka sayuran segar seperti gambas, labu, timun, dan kangkung. Hasil panennya tak hanya memenuhi dapur keluarga, tapi juga dijual ke pasar sekitar , menambah penghasilan dan bikin desa makin hijau serta mandiri!
Papua, Kalimantan sampai Lampung, KWT dampingan PILI membuktikan jika perempuan diberi ruang dan dukungan, desa bisa maju dan pangan tetap terjaga!
Hari Pangan Sedunia bukan cuma tentang makanan, tapi tentang siapa yang menjaganya. Di banyak desa, ibu-ibu KWT menanam sayur, merawat rempah, dan mengolah hasilnya jadi sumber penghidupan. Mereka adalah wajah nyata ketahanan pangan: sederhana, mandiri, dan penuh cinta untuk bumi dan keluarga.
REFRENSI :
Data Internal PILI. (2025). Data KWT Dampingan PILI 2025: Fokus Pangan & Dampak Ekonomi. (Data diolah dari laporan Koordinator Lanskap Siti Suprehatin dan Hasim Andi Taufig).
Food and Agriculture Organization (FAO). (2019). Norma sosial dan partisipasi perempuan Indonesia dalam pengambilan keputusan terkait aktivitas pertanian. SDGs Center – Universitas Padjadjaran.