Keseruan Menanam Pohon Bersama Masyarakat di Lampung untuk Dukung FOLU Net Sink

Bulan Maret rasanya menjadi momen yang cocok untuk menanam pohon bersama-sama— walau sebenarnya bisa dilakukan kapan saja, lebih sering lebih bagus. Tapi di bulan ketiga ini, ada peringatan Hari Hutan dan Hari Air Sedunia, yang menambah kesan tersendiri untuk melakukan kegiatan penanaman pohon.

Momen tersebut juga yang memantapkan Yayasan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia (PILI) dengan dukungan Jejak.in untuk menyelenggarakan penananam pohon perdana untuk pemulihan tanan dan air dalam memperingati Hari Air dan Hari Hutan Sedunia 2023. Kegiatan penanaman pohon perdana dilakukan di tiga kabupaten Provinsi Lampung, Sumatra: Tanggamus, Lampung Selatan, dan Lampung Timur. Kegiatan ini juga sekaligus bentuk dukungan PILI dan Jejak.in untuk mendukung Forestry and Other Land Uses (FOLU) Net Sink 2030, berharap dapat mengurangi emisi karbon di sektor kehutanan dan lahan.

Udara dingin pukul 00.30 WIB tanggal 18 Maret 2023 mengantarkan tim PILI bertolak ke Lampung dari Bogor. Perjalanan dilanjutkan dengan moda transportasi laut dari Pelabuhan Merak, Banten ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung Selatan selama 2 jam. Tim kemudian melanjutkan perjalanan darat menggunakan mobil selama 5 jam menuju Desa Sedayu.

Cerita seru dimulai dari sini. Sedayu menjadi desa terakhir yang bisa diakses dengan mobil, sehingga untuk menuju Pekon Pesanguan, Kabupaten Tanggamus, tim harus menggunakan ojek. Ojek di sini juga bukan ojek biasa. Ban motornya telah dimodifikasi sedemikian rupa agar lebih tangguh menghadapi medan yang menantang. Masyarakat menyebutnya dengan istilah ‘ban batik’. Geriginya yang lebih menonjol untuk mengurangi risiko selip di jalan yang licin membuatnya terlihat seperti motif batik.

Uniknya, masyarakat di Pesanguan terlihat santai saja mengendarai motor di jalan terjal yang diapit jurang tersebut. Maklum, jalanan seperti itu sudah menjadi ‘makanan’ sehari-hari mereka.

Melihat ke-santuy-an masyarakat Pesanguan mengendarai motor, beberapa tim PILI tergoda unjuk kebolehan menjajal trek tersebut. Tapi ternyata tak semudah yang terlihat, walhasil beberapa tim harus jatuh-bangun di jalan tersebut.

Setelah 1,5 jam berkendara motor, sampailah tim PILI di Pesanguan pukul 19.00. Selepas isya, tim PILI berkumpul dengan masyarakat Pesanguan untuk membahas rencana kegiatan penanaman yang akan dilakukan esok hari. Di sela-sela persiapan, cerita-cerita lama juga turut mengalir. Pesanguan memang tempat yang punya ‘ikatan’ cukup lama dengan PILI. Kisah tentang pertama kali PILI memulai kegiatan di pekon yang dahulu penduduknya tinggal di dalam kawasan taman nasional; kisah tentang penolakan masyarakat terhadap kehadiran PILI; hingga akhirnya dua entitas ini menjadi mitra; dan lahirnya Kelompok Pelestari Hutan Pesanguan (KPHP).

Keesokan harinya, penanaman dilakukan pukul 09.00 dihadiri oleh Perangkat Pekon Pesanguan, Staf Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), dan Masyarakat Mitra Polisi Hutan (MMP). Hal lucu kembali terjadi. Di luar dugaan, lokasi untuk penanaman begitu terjal, hampir 90 derajat. Lagi-lagi, masyarakat terlihat santai berkegiatan di area terjal seperti itu, sangat berbeda dengan tim PILI yang ketar-ketir takut tergelincir.

Menurut Perangkat Pekon Pesanguan dan anggota KPHP, memang sebagian besar kebun warga berada di area yang kemiringannya hampir 90 derajat, sehingga mereka sangat mendukung kegiatan penanaman pohon dengan harapan dapat memperbaiki kualitas air dan tanah serta mengurangi risiko terjadinya longsor.

Kegiatan menanam pohon di Pesanguan

Kegiatan menanam pohon di Legundi

Foto bersama setelag kegiatan menanam pohon di Pekon Pesanguan, Kabupaten Tanggamus (19/03/2023). Area penanaman berupa lereng yang terjal, sehingga masyarakat berharap penanaman pohon dapat mengurangi risiko longsor.

Simbolis penanaman pohon di legundi

Kegiatan menanam pohon di Desa Legundi, Kabupaten Lampung Selatan (20/03/2023). Pohon-pohon yang ditanam berupa jenis multi-purposes tree species (MPTS) sehingga selain dapat menjaga kualitas tanah dan air, juga meningkatkan ekonomi masyarakat.

Kegiatan menanam pohon di Labuhan Ratu VI

Foto bersama setelah kegiatan menanam pohon di Desa Labuhan Ratu VI, Kabupaten Lampung Timur (20/03/2023). Masyarakat di Labuhan Ratu VI sudah paham betul pentingnya menjaga kelestarian ekosistem, salah satunya dengan menanam pohon untuk penghijauan.

Selesai melakukan penanaman di Pesanguan, tim PILI bergerak menuju Desa Legundi. Perjalanan menuju Legundi cukup kondusif dan tim tiba di lokasi pukul 20.00. Legundi menjadi sesuatu yang baru, karena sebelumnya tim PILI belum pernah memiliki kegiatan di desa yang termasuk Kabupaten Lampung Selatan ini. Seperti biasa, sebelum beristirahat, tim PILI dan Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Legundi Jaya Makmur melakukan persiapan untuk agenda esok hari.

Pukul 08.00 tanggal 20 Maret 2023, kegiatan penanaman di Legundi mulai dilaksanakan dihadiri Perangkat Desa Legundi, staf Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Way Pisang dan Gapoktanhut Legundi Jaya Makmur. Menariknya, penanaman ini dilakukan di lahan marga— lahan milik negara yang dikelola oleh kelompok tani dalam bentuk hutan kemasyarakatan.

Masyarakat Legundi memiliki kesadaran untuk memulihkan hutan demi kesehatan lingkungan dan mendukung perkembangan desa hijau sesuai Rencana Pembangunan Jangka Menegah Desa (RJPMDes). Di sisi lain, lahan ini awalnya diandalkan masyarakat untuk menanam pisang dan jagung sebagai mata pencaharian. Sebagai solusi, tim PILI dan masyarakat Legundi sepakat untuk menanam jenis yang dapat menghasilkan buah agar tetap dapat menopang perekonomian warga.

Siang harinya, tim PILI langung bergerak ke Desa Labuhan Ratu VI, di Kabupaten Lampung Timur. Sebagai desa penyangga Taman Nasional Way Kambas, masyarakat di Labuhan Ratu VI menyadari betul pentingnya menjaga ekosistem. Penanaman dilakukan bersama-sama dengan Kelompok Tani Loh Jinawi, Kelompok Tani Sandang Pangan, dan Kelompok Tani Gemah Rimah, di lahan desa yang membatasi antara kawasan konservasi dan pemukiman.

Secara keseluruhan kegiatan penanaman untuk memperingati Hari Hutan dan Hari Air Sedunia di tiga kabupaten ini diikuti oleh lebih dari 100 orang di lahan seluas 43 hektare (18 hektare di Pesanguan, 20 haktare di Legundi, dan 5 hektare di Labuhan Ratu VI). Jenis yang ditanam yaitu duren, petai, jengkol, dan nangka sayur dengan jumlah 11.500 bibit. Jenis-jenis tanaman keras ini dipilih karena serapan karbonnya tinggi, dapat menahan risiko longsor, dan berpotensi meningkatkan perekonomian warga.

Seperti itulah kira-kira perjalanan tim PILI untuk menanam bersama masyarakat di Lampung. Perjalanan yang lumayan melelahkan terbayar dengan antusiasme dan kesadaran masyarakat untuk menjaga kelestarian ekosistem. Semoga pohon-pohon yang ditanam dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, memberi dampak baik pada lingkungan dan masyarakat.

 

Kegiatan penanaman pohon ini merupakan dukungan kemitraan Yayasan PILI dan Jejak.in sebagai bentuk dukungan terhadap FOLU Net Sink 2030

Tinggalkan Komentar

Scroll to Top