KONSERVASI NABIRE
Menjaga Hutan, Menguatkan Masyarakat
Kolaborasi bersama Goodhope Asia Holdings Ltd
Mengimplementasikan prosedur remediasi dan kompensasi (RaCP) di area bernilai konservasi tinggi (HCV) dan stok karbon tinggi (HCS) milik PT Nabire Baru (NB) dan PT Sariwana Adi Perkasa (SAP) di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah. Tahun 2023 merupakan fase ketiga berlangsungnya kerja sama Yayasan PILI dengan masyarakat adat suku Yeresiam Gua dan Wate Asiaina. Kegiatan ini diharapkan dapat mendukung pengelolaan bersama para pihak terhadap Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
Sejak 2020 program ini dijalankan oleh PT Nabire Baru (PT NB), PT Sariwana Adi Perkasa (PT SAP), PT Sumber Hasil Prima (PT SHP), dan PT Sinar Sawit Andalan (PT SSA) di bawah Goodhope Asia Holdings Ltd., bekerja sama dengan Yayasan PILI Green Network. Fokus utama program ini adalah pengelolaan dan pemantauan kawasan bernilai konservasi tinggi (HCV-HCS) serta kompensasi lingkungan dan sosial berada di Distrik Yaur dan Yaro, Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
TUJUAN PROGRAM
Implementasi terhadap pengelolaan dan pemantauan keberadaan HCV – HCS dan area kompensasi (melindungi, memelihara, meningkatkan nilai dan fungsinya serta memantaunya). Kemudian dilanjutkan dengan program kerjasama dalam pengelolaan dan pemantauan konservasi hutan berbasis masyarakat serta peningkatan perekonomian masyarakat berbasis komoditas di area HCV- HCS dan area kompensasi PT NB dan SAP.











HIGHLIGHT PROGRAM
Penguatan kebijakan dan kelembagaan perlindungan Kawasan Ekosistem Esensial (KEE) di Nabire.
Peningkatan kapasitas masyarakat adat melalui Tim Patroli Hutan dan Masyarakat Peduli Api (MPA).
Rehabilitasi hutan dengan pembibitan melalui kelompok tani hutan (KTH) dan kelompok tani peduli api (KTPA).
Penguatan perempuan adat lewat kelompok wanita tani (KWT) untuk ketahanan pangan.
Sekolah Lapang Bumi Nabire (SLBN) untuk model bisnis hijau berkelanjutan.
Penerapan prinsip NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) dalam perkebunan sawit
Dampak Program
- 18 kelompok masyarakat terlibat, terdiri dari Tim Patroli, KTH (Kelompok Tani Hutan), KWT (Kelompok Wanita Tani), POKDARWIS (Kelompok Sadar Wisata) ,KUB (Kelompok Unit Bisnis), POKLAHSAR (Kelompok Pengolah dan Pemasar) , MPA (Masyarakat Peduli Api), dan KTPA (Kelompok Tani Peduli Api).
- Area yang dikelola mencakup 693 hektare lahan pesisir dan gambut, serta 4.475 hektare kawasan kompensasi.
- Berbagai pelatihan diberikan, seperti konservasi keanekaragaman hayati, pengendalian kebakaran, serta pengelolaan sumber daya alam berbasis masyarakat.



