LOKAKARYA PUBLIKASI ILMIAH BERBASIS INTEGRASI AGAMA DAN LINGKUNGAN

Chamber for Eco-ethics and Environmental Studies [CEES] Laa Roiba bekerja sama dengan Pusat Informasi Lingkungan Indonesia [PILI] mengadakan Lokakarya bertema ‘Penguatan Mutu Dosen dalam Menghadapi Tantangan Publikasi Ilmiah Berbasis Integrasi Agama dan Lingkungan Hidup’ di Cico Resort, Cimahpar, Kota Bogor, tanggal 5-6 Maret 2024.

Lokakarya tersebut diikuti oleh 13 dosen IAIN Laa Roiba yang sedang menjalani promosi ke jejang Lektor Kepala (Doktor) di bidang keilmuan masing-masing. Rektor IAIN Laa Roiba Dr Ernawati, guru besar dari Pasca Sarjana UIN SGD Bandung Prof Dr Asep Saeful Muhtadi, dan Pakar Konservasi dari PILI Iwan Setiawan menyampaikan materi dalam lokakarya tersebut.

Ketua Yayasan Laa Roiba Dr Wiwi Uswatiyah dalam sambutannya berpesan agar kegiatan ini berlanjut secara berkala. “Sebab tantangan akan terus muncul dan karena itu kekuatan daya saing para dosen harus terus meningkat,’ katanya.

Prof Dr Asep Saeful Mutadi, yang akrab dipanggil Prof Samuh, menyampaikan langkah-langkah penting dalam penelitian kiat-kiat menyampaikan hasilnya dalam bentuk karya tulis ilmiah.

Sedangkan Iwan Setiawan menjelaskan tantangan gejala alam berupa perubahan iklim global yang harus dihadapi oleh para akademisi Muslim. Namun sisi lain dari perubahan iklim adalah peluang usaha besar melalui perdagangan karbon.

Yang dimaksud carbon trade adalah pihak pembuang carbon (CO2) membayar pihak- pihak yang memiliki lahan hijau atau yang menghijaukan lahan-lahan untuk menyerap emisi karbon tersebut.

“Indonesia punya kemampuan besar menyerap emisi karbon dunia. Ini berarti Indonesia punya peluang besar meraup pendapatan dari perdagangan karbon,” kata Iwan.

Beberapa dosen IAIN Laa Roiba menyatakan mereka sudah melakukan aksi nyata untuk menjawab tantangan dan peluang tersebut, secara akademis maupun praktis.

“Publikasi ilmiah sudah menjadi tugas akademis bagi setiap dosen, tapi publikasi ilmiah yang mengintegrasikan Islam dan sains merupakan tantangan tersendiri dan belum banyak dilakukan. Kami sedang membuat langkah awal dalam pekerjaan besar ini,” kata Amie Primarni, dosen senior IAIN Laa Roiba yang juga pegiat lingkungan.

Amie memproduksi pupuk organik di rumahnya dengan memanfaatkan sampah daun-daunan. Melalui media sosial, ia tidak hanya mempromosikan produk buatannya tapi juga mengajak masyarakat untuk melakukan hal serupa di rumah masing-masing.

“Bagi saya, ini adalah dakwah bil hal,” katanya.

Scroll to Top