LAMPUNG TIMUR— Kemitraan PILI Green Network, Jejak.In, Pemerintah Desa Margasari, KTH Hijau Desaku, KTH Sekar Bahari, KTH Lestari Indah, KTH Marga Jaya telah melakukan penanaman 13.000 mangrove di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur pada 28 Oktober 2023.
Mangrove yang ditanam adalah jenis Rhizopora mucronata, berdasarkan program yang telah dilakukan sebelumnya, mangrove jenis ini memiliki tingkat hidup lebih dari 70% di Pesisir Timur Lampung. Penanaman mangrove ini menggunakan metode rumpun berjarak, dengan ukuran rumpun 2 x 3 meter, jarak antar-rumpun tiga meter, dan jumlah tanaman tiap rumpun 50 batang.
Penanaman simbolis yang mengusung tema “Replanting Mangroves with the Communities for Better Disaster Mitigation” ini juga dihadiri oleh KPH Gunung Balak, LPPM Universitas Lampung (Unila), PILI Green Network, Pemerintah Desa Margasari, dan kelompok masyarakat yang terlibat.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Margasari menyampaikan “Pada tahun 2021 terjadi abrasi yang cukup besar di Pesisir Timur Lampung termasuk Desa Margasari, peristiwa ini menyebabkan abrasi seluas kurang lebih satu kilometer persegi. Penanaman ini dilakukan untuk mengembalikan hutan mangrove yang rusak akibat abrasi. Penanaman mangrove dengan sistem rumpun ini tanaman akan semakin kokoh, tahan ombak, tahan angin dan tidak mudah roboh, dibandingkan dengan penanaman satu per satu”. Ia juga mengucapkan terimakasih atas hadirnya PILI yang membawa program penanaman mangrove di Desa Margasari. “Program ini sangat bermanfaat bagi kelestarian lingkungan dan Masyarakat di Desa Margasari”, ucapnya.
Kabupaten Lampung Timur di Provinsi Lampung memiliki kawasan pesisir yang cukup dinamis. Pada beberapa lokasi terpantau perubahan garis pantai, baik abrasi maupun akresi. Kecamatan Labuhan Maringgai merupakan wilayah pesisir yang tidak luput dari proses dinamis ini. Wilayah ini memiliki tingkat abrasi yang tinggi dari tahun 1988-2004 dengan pengikisan garis pantai pada wilayah seluas 108,56 hektare atau 6,79 hektare per tahun. Selanjutnya wilayah ini mulai mengalami akresi pada periode tahun 2004-2010 dengan penambahan luas sebesar 71,82 hektare, setara 11,97 hektare per tahun.
Vegetasi mangrove dapat memperkecil tingkat perubahan yang terjadi di daerah pesisir dengan meredam energi gelombang, sehingga mengurangi tingkat kerusakan ekosistem darat di wilayah pesisir.