El Nino adalah fenomena meningkatnya suhu permukaan laut di atas rata-rata yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur. Pemanasan permukaan laut ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah dan mengurangi curah hujan. (BMKG)
El Nino terjadi pada rentang 2-7 tahun dan bertahan selama 12-15 bulan. Di Indonesia, El Nino pernah terjadi sebanyak 18 kali. Pada 2023 ini perstiwa El Nino dianggap menjadi yang terparah. Menurut BMKG, El Nino diperkirakan terjadi pada Juli hingga Desember dan mencapai puncaknya pada Agustus hingga September. (sumber : CNNIndonesia 22 Agustus 2023)
Sejarah El Nino
El Niño awalnya dikenali oleh nelayan di lepas pantai Amerika Selatan sebagai kemunculan arus air hangat yang tidak biasa di Samudra Pasifik, yang terjadi menjelang awal tahun. Istilah El Nino berasal dari Bahasa Spanyol yang artinya ‘Anak Kristus’ atau dalam Bahasa Inggris berarti ‘The Little Boy’. Hal ini diberikan karena fenomena tersebut sering dijumpai sekitar Natal dan beberapa bulan setelahnya. (sumber: NOAA)
El Nino sudah pernah terjadi sebanyak 18 kali di Indonesia. El Nino dengan level rendah pertama kali terjadi di Indonesia tahun 1951, level menengah terjadi tahun 1986, sedangkan level kuat pernah terjadi pertama kali pada 1965.
Akibat El Nino.
El Nino dapat meningkatkan potensi pembentukan awan di Samudera Pasifik tengah sehingga menyebabkan enurunnya curah hujan. Secara global, fenomena El Nino dapat memengaruhi pola cuaca yang bedampak pada iklim di berbagai wilayah, termasuk Indonesia. Berkurangnya curah hujan dan terjadinya musim kemarau panjang akibat fenomena ini berdampak langsung pada sektor pertanian seperti gagal panen dan melemahnya sistem ketahanan pangan. Selain itu, warga juga dapat merasakan imbas kekurangan air bersih dan kelangkaan bahan pangan karena tingginya tingkat gagal panen.
Selain berpotensi menyebabkan kekeringan berkepanjangan, fenomena El Nino di tahun 2023 ini juga berpotensi mennyebabkan cepatnya kepunahan salju abadi di Puncak Jaya Papua yang tentu saja dapat mengancam ekosistem yang ada di sekitar salju dan mengganggu keseimbangan lingkungan.
Langkah Antisipasi Hadapi El Nino
Menghadapi El Nino ini, pemerintah sudah mengupayakan beberapa langkah untuk mengurangi imbas yang dirasa seperti menyiapkan air bersih, memenuhi makanan pendamping beras, membangun bak air untuk bidang pertanian, dan mengimbau warga untuk tidak membakar tanaman dalam pembersihan lahan.
Meski dikatakan bahwa peristiwa El Nino kali ini tergolong relatif pendek, tetapi kita harus tetap mengantisipasi dampak yang akan dihasilkan. Banyak hal mudah yang dapat kita lakukan di lingkungan sekitar, antara lain :
- Menggunakan air secukupnya dan matikan keran dengan benar jika sudah tidak digunakan. KIta juga bisa menampung air hujan dengan tangki atau ember. Supaya airnya bersih, bisa menggunakan saringan sederhana seperti kain atau kaos.
- Pintar mengelola air buangan. Air buangan rumah tangga yang tidak terkontaminasi detergen seperti air bekas mencuci beras, mencuci buah dan sayur, bisa dimanfaatkan kembali untuk keperluan lain seperti menyiram tanaman.
- Membuat kebun mini dan menanam tanaman penghasil makanan pendamping beras.