Kisah para mama dari Desa Oelua, Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan semangatnya untuk berkiprah dalam upaya penanganan stunting, berawal dari pembentukan kelompok masyarakat pada Februari 2021.
Kala itu, PILI Green Network membentuk beberapa kelompok masyarakat nelayan melalui program Coremap CTI yang didukung Bank Dunia, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional, dan Indonesia Climate Change Trust Fund. Salah satunya adalah kelompok pengolahan dan pemasar hasil perikanan (Poklahsar) Tulufali. Saat pertama dibentuk, kelompok ini beranggotakan enam mama-mama yang rajin bergiat mengolah hasil perikanan. Sebelumnya, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) dan Dinas Perikanan sudah kerap melatih masyarakat di Rote untuk mengolah hasil perikanan. Meski begitu, belum dilakukan pembentukan kelompok, sehingga masyarakat bekerja secara individu. Baru setelah adanya program ini, masyarakat sepakat untuk membentuk kelompok melalui Surat Keputusan (SK) Kepala Desa Oelua dan SK Dinas Perikanan Kabupaten Rote Ndao.
Kegiatan utama kelompok mulanya berorientasi pada alternatif ekonomi untuk membantu penghasilan keluarga. Namun dengan semangat tinggi, pemerintah desa dan DPMD mendorong usaha kelompok ini untuk dapat rutin memasok abon ikan untuk kegiatan Posyandu sebagai upaya pengentasan ketidakcukupan zat gizi pada anak-anak (stunting) di Kabupaten Rote. Kegiatan rutin pembuatan abon ikan dilakukan di rumah olah sejak April 2021. Rumah olah, tempat para mama memproduksi berbagai olahan perikanan, merupakan bangunan pinjaman dari salah satu warga yang tidak digunakan untuk tinggal sehari-hari. Demi keberlanjutan kelompok, Mama Amel – ketua Poklahsar Tulufali dan anggota lainnya juga sepakat untuk memutar penghasilan awal yang didapat. Keuntungan yang diperoleh pada bulan pertama tidak dibagi-bagi untuk pribadi, tapi digunakan untuk membeli peralatan tambahan dan sebagian lagi ditabung untuk modal pembelian ikan saat ada pesanan.
Peresmian rumah olah Poklahsar Tulufali, Desa Oelua bulan November 2021
Mengisi acara yang diselenggarakan Bank Indonesia pada Juli 2022
Aneka olahan hasil perikanan produksi Poklahsar Tulufali
Lambat laun, suplai abon ikan dari Tulufali yang awalnya hanya untuk program Posyandu di satu desa terus berkembang dengan adanya pesanan dari Dinas Perikanan untuk beberapa desa. Dalam satu waktu pesanan abon ikan bisa mencapai 800 kilogram. Pemesanan itu 300 kilogram dari Dinas Perikanan Kabupaten Rote Ndao dan 500 kilogram dari Dekranasda Provinsi NTT. Itupun belum termasuk pesanan untuk Posyandu di Oelua dan desa tetangga lainnya untuk panganan bernilai gizi tambahan dalam program penanganan stunting.
Pemeritah Desa Oelua mendukung hal ini dengan mengalokasikan dana desa untuk program penanganan stunting melalui pembelian abon ikan secara rutin setiap bulan. Dukungan ini sekaligus menjadi kerja sama Poklahsar Tulufali dengan Pemerintah Desa Oelua melalui dokumen kesepakatan kemitraan yang disepakati pada Februari 2022 dengan jangka waktu satu tahun dan dapat diperpanjang.
“Tak hanya untuk program penanganan stunting, kami pun sempat kewalahan menerima pesanan untuk kebutuhan oleh-oleh khas rote untuk stik rumput laut dan juga abon ikan untuk Dekranasda Kabupaten maupun Provinsi”, tutur Mama Amel. “Sejak akhir Agustus lalu, kami juga menandatangani kesepakatan untuk rutin memproduksi stik rumput laut dan abon ikan di Dekranasda Provinsi NTT yang berada di Kupang. Saat ini, izin Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT) sudah keluar untuk abon ikan, stik dan pilus rumput laut pada 26 Agustus lalu. Selanjutnya kami perlu melengkapi MD dan BPOM agar produk ini bisa lebih layak jual lagi dan terpantau nilai gizinya. Untuk memudahkan sistem pembayaran kami juga kerjsama dengan Bank NTT untuk pembayaran menggunakan QRIS.”
Tak hanya Tulufali, kelompok nelayan lain yang dibentuk PILI, yaitu Nale Tasi di Desa Sotimori pun juga terus bergiat. Sejak program Coremap CTI berakhir, anggota kelompok secara swadaya membangun rumah olah. Lahan untuk bangunan serta alokasi dana disediakan Pemerintah Desa serta ada dukungan lain untuk instalasi daya listrik. Kini, rumah olah di Desa Sotimori telah bersiap untuk beroperasi. Semoga ke depan kelompok-kelompok ini makin berkembang dan mensukseskan penanganan stunting di Rote.